MATERI AJAR
KEANEKARAGAMAN
KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT MULTIKULTRAL
A.
KEANEKARAGAMAN MASYARAKAT INDONESIA
Indonesia sebagai masyarakat
multikultural keanekaragaman suku bangsa, agama, serta stratifikasi sosial
telah menumbuhkan kelompok-kelompok sosial ataupun lembaga-lembaga sosial yang
berjalan sendiri-sendiri.
1.
Tipe Masyarakat indonesia berdasarkan kehidupan Sosial Budayanya
Menurut Koentjaraningrat untuk
mengklasifikasikan keanekaragaman warna masyarakat dan kebudayaan di Indonesia,
sedikitnya dikelompokkan ke dalam enam tipe-tipe sosial budaya sebagai berikut
ini.
a.
Tipe
masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang sangat sederhana dengan keladi dan
ubi jalar sebagai tanaman pokok, sistem dasar kemasyarakatan desa terpencil
tanpa diferensiasi dan stratifikasi yang berarti
b.
Tipe
masyarakat pedesaan dengan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau sawah dan
padi sebagai tanaman pokok. Sistem dasar kemasyarakatan berupa komunitas petani
dengan diferensiasibdan stratifikasi sosial yang sedang dan menganggap
masyarakat kota memiliki kebudayaan yang lebih tinggibsehingga masyarakat kota
menjadi arah orientasinya
c.
Tipe
masyarakat pedesaan dengan bercocok tanam diladang atau di sawah dengan padi
sebagai tanaman pokoknya. Sistem dasar kemasyarakatan berupa komunitas petani
dengan differensiasi dan stratifikasi sosial. Masyarakat kota menjadi arah
orientasinya mewujudkan suatu peradaban bekas kerajaan berdagang dengan
pengaruh kuat dari agama Islam, bercampur dengan suatu peradaban kepegawaian
yang dibawa oleh sistem pemerintahan kolonial.
d.
Tipe
masyarakat peesaan berdasarkan bercocok tanam di sawah dengan padi sebagai
tanaman pokoknya. Sistem dasar kemasyarakatannya berupa komunitas dengan
differensiasi dan stratifikasi sosial yang agak kompleks. Semua gelombang
pengaruh kebudayaan asing dialami, seperti halnya kebudayaan bali
e.
Tipe
masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan dengan
sektorbperdagangan dan industri yang lemah.
f.
Tipe
masyarakat metropolitan yang mulai mengembangkan suatu sektor perdagangan dan
industri yang agak berarti, tetapi masih didominasi oleh aktifitas kehidupan
pemerintah dengan suatu sektor kepegawaian yang luas dan dengan kesibukan
politik tingkat daerah dan nasional.
2.
Kelompok Masyarakat Indonesia berdasarkan Etnis, Agama, dan
Stratifikasi Sosial
a.
Kelompok
Etnis
Kelompok etnis merupakan bentuk
kelompok yang menampilkan persamaan bahasa, adat kebiasaan, wilayah, sejarah,
sikap, dan sistem politik, serta telah mengembangkan subkulturnya sendiri.
Kelompok etnis tersebut tersebar di seluruh kepulauan nusantara.
Secara
garis besar kelompok etnis (suku bangsa) yang ada di Indonesia adalah sebagai
berikut.
1.
Pulau
Sumatra = Suku Aceh, Minangkabau, Melayu, Bengkulu, Batak, Mentawai, Nias,
Palembang, dan Lampung.
2.
Pulau
Kalimantan didiami oleh Suku Dayak, Banjar, Melayu, dan sebagaimanya
3.
Pulau
Jawa didiami oleh suku Jawa, Sunda, Badui, Tengger, dan Betawi.
4.
Pulau
Sulawesi didiami suku Minahasa, Sangir, Bolang Mangondo, Gorontalo, Toraja,
Buton, Bugis, Makassar, dan Mandar.
5.
Pulau
Bali didiami suku Bali Aga (Bali Asli), dan orang Bali pendatang (pelarian dari
Zaman Majapahit).
6.
Wilayah
Maluku didiami suku Ambon, Kei, Tual, Dodo, Morotai, dan sebagainya
7.
Pulau
Papua didiami suku Waigeo, Bantanta, Timika, Asmat, dan sebagainya
8.
Wilayah
Nusa Tenggara didiami suku Sasak, Dompu, Helong, Timor, Lio, Alor, dan
sebagainya.
b.
Kelompok
Sosial Keagamaan
Dalam masyarakat Indonesia yang
multikultural, perbedaan agama merupakan salah satu kekayaan bangsa.
Agama-agama yang dianut masyarakat Indonesia adalah agama Hindu, Budha, Islam,
Katolik, Protestan, Kong Hu Chu, serta berbagai aliran keagamaan.
Dengan
adanya perbedaan-perbedaan keyakinan tersebut, maka timbullah kelompok-kelompok
sosial baik yang formal, maupun informal berdasarkan keyakinan terhadap agama
tertentu, seperti MUI (Majelis Ulama Indonesia), PHDI (Parisada Hindu Dharma
Indonesia), WALUBI (Perwalian Umat Buddha Indonesia)
c.
Kelompok
Sosial Berdasarkan stratifikasi Sosial
Dewasa ini kelompok-kelompok sosial
berdasarkan stratifikasi sosial ditentuka bukan hanya oleh aspek ekonomi
semata, melainkan juga aspek profesionalitas seseorang. Keinginan untuk maju
menyebabkan pendidikan mendapat tempat yang penting dalam kehidupan masyarakat
industri.
A.
INTEGRASI DAN PERTENTANGAN
Masyarakat
yang kompleks seperti masyarakat Indonesia, tidak bisa lepas dari gejala-gejala
yang merupakan wujud dari pertentangan sosial. Kita senantiasa menyadari bahwa
masing-masing kita mempunyai potensi (kekuatan) untuk hidup dan berkembang.
Permasalahan yang timbul adalah bagaimana menggabungkan kekuatan-kekuatan itu
menjadi satu kekuatan yang besar. Sebagai masyarakat majemuk, maka aspek-aspek
seperti prasangka, primordialisme, etnosentrisme, streotip, masih menjadi
kendala untuk terjadinya suatu sintesis (kesatatuan yang selaras).
B.
MASALAH-MASALAH YANG DITIMBULKAN OLEH KERAGAMAN KELOMPOK SOSIAL
Masyarakat
Indonesia dan kompleks kebudayaannya masing-masing adalah plural (jamak) dan
sekaligus juga heterogen (aneka ragam), artinya dalam masyarakat Indonesia
dapat dijumpai berbagai sub kelompok masyarakat yang tidak dapat dikelompokkan
antara satu dengan yang lain. demikian pula dengan kebudayaan mereka, sementara
heterogenitas mengindikasikan suatu kualitas dari keadaan yang menyimpang
ketidaksamaan dalam unsur-unsurnya. Artinya, masing-masing sub kelompok
masyarakat itu beserta kebudayaannya dapat sungguh-sungguh berbeda satu sama
lainnya.
Berikut ini
beberapa masalah yang sering muncul dalam masyarakat multikultural di Indonesia
1.
Kesenjangan
Multidimensional
Berikut ini adalah beberapa
kesenjangan multidimensional yang terjadi dalam masyarakat multikultural
Indonesia.
a.
Kesenjangan
aspek kemasyarakatan.
b.
Kesenjangan
sosiogeografis antara pulau Jawa dan pulau-pulau Indonesia lainnya kecuali
Bali.
c.
Kesenjangan
yang berkaitan dengan aspek material, yaitu kegiatan ekonomi
d.
Kesenjangan
antara mayoritas dan minoritas.
2.
Konflik
antar Etnis dan Antarpemeluk Agama yang Berbeda
Konflik antaretnis (suku bangsa)
tidak dapat dikatakan sebagai akibat dari kesenjangan sosial, atau karena
benturan dua kebudayaan yang berbeda. Konflik antarsuku bangsa sebenarnya
adalah produk dari hubungan antarsuku bangsa yang berlaku setempat. Oleh karena
itu, faktor-faktor penyebabnya dan coraknya ada dalam konteks-konteks setempat.
Konflik antarsuku bangsa adalah konflik antara suku bangsa yang tergolong
pribumi dengan kelompok suku bangsa yang tergolong pendatang, yang diakibatkan
oleh adanya perbuatan sejumlah warga pendatang (oknum) yang bertindak sebagai
preman dan kriminal, yang telah mendominasi hampir keseluruh bidang kehidupan
dengan cara-cara kekerasan dan teror.
C.
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH AKIBAT KEANEKARAGAMAN MASYARAKAT
MULTIKULTURAL
1.
Alternatif
Pemecahan Konflik Antaretnis
Masalah konflik antaretnis sangat
diperlukan penanganan individual dengan cepat, tepat, dan tegas supaya konflik
individual tidak merambat menjadi konflik sosial. Diperlukan sikap dasar untuk
memahami dan mendalami budaya etnis lain. ketertutupan dalam budaya sendiri
hanya akan memperkuat dinding pemisah antar golongan sudah saatnya setiap warga
masyarakat bersikap terbuka dan mau menerima kebudayaan orang lain. pandangan
primordialisme yang menggiring manusia kearah sikap tertutup dan kepicikan
perlu segera direvisi dan direformasi, sikap menganggap diri sendiri memiliki
kebudayaan yang superior perlu diwaspai sehingga tidak merusak tatanan sosial.
Nilai-nilai positif dari budaya orang lain harus kita timba dan pelihara demi
kepentingan dan kemajuan.
2.
Alternatif
Pemecahan Masalah Konflik Antarpenganut Agama yang Berbeda
Konflik antarpenganut agama sering
kali terjadi Indonesia. Kepercayaan terhadap kebenaran agama menyebabkan
monopoli kebenaran oleh penganutnya. Orang beragama percaya bahwa agamanyalah
yang paling benar dan agama lain tidak benar. Kepercayaan seperti itu
menimbulkan sikap memiliki fungsi fanatik sehingga tidak memiliki toleransi
(intoleransi). Intoleransi yang berlebihan dapat menimbulkan konflik agama. Hal
seperti inilah yang harus di cegah. Masyarakat Indonesia harus mengkaji ulang
makna dari pancasila dengan demikian masyarakat akan sadar bahwa negara kita
itu ber keTuhanan dan tidak ada satu agamapun yang tidak mengajarkan kebaikan.
3.
Alternatif
Pemecahan Masalah Pertentangan antara Kelompok Mayoritas dan Kelompok
Minoritas, anatara Pribumi, dan nonpribumi, dan Perlakuan yang Diskriminatif
Yang paling penting ketika ingin
menghapuskan masalah pertentangan antara kelompok mayoritas dan kelompok
minoritas, anatara pribumi, dan nonpribumi, dan perlakuan yang diskriminatif
yaitu bagaimana kita menjalin hubungan serta kerjasama saling menerima, saling
menghormati, saling membantu dan saling menguntungkan. Tujuan utama menjalin
hubungan yang demikian itu adalah menghilangkan prasangka, salah faham dan
kebencian, serta menemukan dan mengembangkan nilai-nilai bersama yaitu
nilai-nilai kemanusiaan (universal) yang mengikat kita semua sebagai suatu
bangsa. Sementara itu perlu dikembangkan sikap toleransi dan menerima serta
menghormati perbedaan-perbedaan yang merupakan ciri perorangan maupun ciri-ciri
karena latar belakang berbeda yang bersifat rasial, etnis, bahasa,
adat-istiadat, keagamaan, asal-usul, tradisi dan sebagainya. Hanya dengan itu
kita dapat bersama-sama mengusahakan kesejahteraan bersama. Jalan ke arah
tujuan itu amat jauh, berliku-liku, dan banyak rintangan.
D.
TOLERANSI TERHADAP PERBEDAAN SOSIAL
Toleransi merupakan sikap menghargai
atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. Sikap ini perlu anda
kembangkan dalam kehidupan atau interaksi sehari-hari dengan orang lain. oleh
sebab itu, kita harus berusaha menciptakan kerukunan hidup secara terus
menerus.
Adapun upaya-upaya untuk memelihara
toleransi adalah sebagai berikut:
1.
Menciptakan
kenyamanan
2.
Berinteraksi
dengan orang-orang yang berbeda dengan kita
3.
Menghormati
orang-orang yang berbeda agama dan suku bangsa dari kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar